Revolusi Industri 4.0 Merupakan Peluang Dan Tantangan Bisnis Bagi Generasi Milenial Di Indonesia
Nama : Setiyaningsih
Nim : 20101011156
Kelas : Manajemen A4
Memang
saat ini kita sedang berada di Revolusi Industri 4.0, dimana revolusi ini
mengoptimalkan penggunaan digitalisasi dalam segala aktivitas manusia. Revolusi
Industri 4.0 merupakan perubahan besar yang terjadi di segala aspek, terutama
produksi industri, menggabungkan teknologi digital dan internet dengan industri
tradisional.
            Prinsip dasar Revolusi Industri 4.0
adalah jaringan mesin, proses kerja dan sistem melalui penerapan jaringan
cerdas dalam rantai produksi dan dalam proses. Tujuan mereka adalah untuk
mengelola satu sama lain secara mandiri.
            Dapat dikatakan bahwa hampir semua
kegiatan industri dilakukan oleh mesin atau teknologi dan tidak lagi dilakukan
oleh manusia. Beberapa percaya bahwa revolusi industri akan menguntungkan
penduduk.
            Revolusi dianggap menguntungkan bagi
kehidupan orang-orang dalam bisnis dan masyarakat. Namun tidak sedikit pihak
yang meragukan hal ini. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa Revolusi Industri
4.0 memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, seperti meningkatnya
ketimpangan ekonomi, rendahnya upah tenaga kerja dan bangkrutnya usaha kecil
menengah yang tidak berdaya saing.
            Bahkan, revolusi industri ini
tiba-tiba tidak ada lagi. Sebelum itu terjadi, kehidupan manusia melewati
beberapa fase revolusi industri, dimulai dengan revolusi pertama di akhir abad
ke-18. Kemudian disusul babak kedua, ketiga dan keempat.
4
Tahapan Perkembangan Revolusi Industri
1.      Revolusi
Industri 1.0 
       Revolusi Industri 1.0 merupakan era yang terjadi pada abad
ke-18 (1760-1840) dan ditandai dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt di
Inggris pada tahun 1776, yang membawa perubahan penting bagi berbagai industri.
2.      Revolusi
Industri 2.0 
       Revolusi Industri 2.0 merupakan era revolusi yang terjadi pada
awal abad ke-19 (1870-an) dan menitikberatkan pada efisiensi mesin di setiap
rantai produksi (assembly line) akibat penemuan listrik.
3.      Revolusi
Industri 3.0 
       Revolusi Industri 3.0 merupakan era yang terjadi pada awal
abad ke-20 (1970-an) dan dipicu oleh perkembangan mesin-mesin cerdas (komputer
dan perangkat lunak) berbasis teknologi otomasi, yang lambat laun menggantikan
peran manusia di bidang ini. Digitalisasi dimulai pada periode ini, terutama di
dunia industri.
4.      Revolusi
Industri 4.0 
       Revolusi Industri 4.0 adalah era yang kita jalani saat ini, di
mana kemajuan teknologi seperti internet, komputer, microchip, IoT, kecerdasan
buatan (AI), pembelajaran mesin, pembelajaran mendalam, analitik cloud, dan
bahkan kendaraan otonom merevolusi setiap proses. dari produksi ke distribusi
dan berfokus pada keberlanjutan.
            Indonesia
memasuki era industry 4.0 ditandai dengan digitalisasi dan otomatisasi. Empat
prinsip dari Revolusi Industri 4.0 yaitu: informasi yang transparan, keputusan yang
mandiri, bantuan teknis yang memudahkan pekerjaan, dan kesesuaian dengan
kebutuhan. Keempat prinsip ini mendukung pertumbuhan bisnis, dimana hal ini
dapat menyederhanakan rantai pasok bagi dunia usaha.
            Era Industri 4.0 akan mengedepankan
model bisnis berbasis digital yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan
kualitas produk yang lebih baik. Pelaku bisnis industry 4.0 perlu
mengoptimalkan  4 hal, yaitu: 1) Mesin
lama + koneksi cepat = mesin baru, 2) Strandar terbuka = ekonomi terbuka, 3)
Otomatisasi = peluang kerja baru, dan 4) Teknologi terhubung = kemudahan dan
efisiensi bagi konsumen.
            Pemerintah Indonesia melihat UMKM
(usaha kecil dan menengah) dan usaha kreatif (perusahaan yang memanfaatkan
kreativitas) sebagai saluran pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pertumbuhan
ekonomi perlu dilihat pada semua tingkatan di Indonesia dan hal ini dapat
dicapai melalui pemerataan akses dan kesempatan berusaha untuk semua tingkatan.
Berbagai langkah politik dan program pemerintah untuk mendorong pengembangan
UMKM dan usaha kreatif di Indonesia.
            Di era Industri 4.0, peluang UKM dan
perusahaan kreatif terbuka lebar bahkan mendapat perhatian khusus dari
pemerintah. Dukungan terhadap UKM dan usaha kreatif berupa pendanaan, pelatihan
dan dukungan bagi start-up agar UKM dan usaha kreatif dapat tumbuh dan
berkembang untuk memberikan dampak ekonomi nasional yang lebih kuat secara
makro. Selain untuk pertumbuhan ekonomi negara, juga sebagai sarana pemerataan
kesejahteraan masyarakat.
            Milenial yang akan paling terpukul
oleh revolusi industri ini. Tentunya di masa revolusi ini, peran kaum milenial
dalam membangun dan mengembangkan perekonomian nasional sangat besar. Menperin
menyampaikan bahwa generasi milenial memiliki peran yang sangat penting dalam
menghadapi era Revolusi Industri 4.0 ini. Apalagi Indonesia sendiri akan
menikmati bonus demografi hingga tahun 2030. Sekitar 130 juta orang usia kerja
memiliki kesempatan untuk menangkap peluang baru bagi pengembangan bisnis di
era digitalisasi. Dan pola pikir generasi milenial saat ini tidak perlu
diragukan lagi, mendorong perubahan dan menciptakan berbagai inovasi. Terutama
dalam hal kewirausahaan, mengajarkan generasi milenial tentang kewirausahaan
menjadi sangat penting karena tujuannya adalah untuk menjadi motor penggerak
kewirausahaan di Indonesia selanjutnya.
            Pengguna internet juga menjadi pasar
potensial bagi para pengusaha Indonesia, khususnya generasi milenial di era
Revolusi Industri 4.0. Kondisi ini bisa menjadi peluang bisnis yang sangat
potensial baik bagi para pengusaha eksisting maupun bisnis kreatif yang baru
merintis dengan kemudahan akses yang merupakan imbas dari perkembangan
teknologi internet saat ini. Prasyarat utama untuk dapat memanfaatkan peluang
tersebut adalah adanya kreativitas dan inovasi perusahaan yang tinggi, yang
membuka peluang keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan.
            Penggunaan Internet pada masa
Revolusi Industri 4.0 juga dapat menjadi pasar yang sangat potensial bagi para
pengusaha saat ini. Maka dari itu, di era revolusi ini, masyarakat khususnya
kaum milenial berbondong-bondong menciptakan berbagai peluang bisnis di
internet dengan menjadi diri sendiri. Mereka perlu berpikir out of the box untuk
memulai bisnis yang sesuai dengan passion masing-masing. Berpikir out of the
box mengartikan dengan kejernihan mental, mampu melihat masalah dari segala
sisi.
            Generasi milenial yang berbakat,
kreatif, dan inovatif akan mendapat manfaat dari era Industri 4.0. Di era
sekarang ini, para pengusaha kecil tidak perlu lagi khawatir menjadi korban
korporasi besar, keduanya bisa tumbuh dan berkembang di sahamnya masing-masing
asalkan bisa memanfaatkan peluang yang ada dengan cara yang cerdas, kreatif dan
inovatif. Bahkan bisa terjadi perusahaan yang baru berdiri bisa bersaing dengan
perusahaan yang lebih besar.
            Teknologi yang muncul saat ini
semakin merangsang pertumbuhan bisnis online dan offline baru. Perangkat
seluler memudahkan untuk mengakses Internet dan juga meningkatkan waktu
pemaparan yang terkait dengan Internet, yang merupakan salah satu faktor di
balik pesatnya pertumbuhan ekonomi digital.
            Berdasarkan hasil survei yang
dilakukan oleh APJII dan dipublikasikan pada Februari 2019 terhadap perangkat
yang digunakan untuk mengakses Internet, peringkat pengguna smartphone dengan
penetrasi 93,9% dari pengguna sehari-hari mengakses Internet. Hal ini dapat
diartikan melalui penggunaan perangkat mobile sebagai alat akses internet yang
memudahkan penggunaan, menjadi faktor pendukung pesatnya pertumbuhan bisnis
digital saat ini.
            Menghadapi peluang bisnis yang luar
biasa, diperlukan persiapan melalui sumber daya manusia, infrastruktur,
teknologi media dan peraturan pemerintah yang dapat melindungi industri dalam
negeri.
            Teknologi digital yang berkembang
saat ini menimbulkan tantangan bagi pelaku ekonomi, mereka harus siap
menghadapi perubahan yang terjadi dengan cepat melalui otomatisasi penggunaan
teknologi digital. Prinsip saat ini adalah: Mereka yang beradaptasi dengan
cepat dan menggunakan perkembangan teknologi secara kreatif dan inovatif akan
memenangkan persaingan bisnis. Generasi milenial yang berbisnis perlu
diwaspadai persaingan, tidak hanya di dalam negeri, tetapi persaingan juga
bersifat global.
            Mempersiapkan masyarakat Indonesia
menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah suatu keniscayaan. Generasi milenial
perlu dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi tantangan ke depan. Ada
beberapa aspek yang perlu dipersiapkan antara lain: pendidikan, kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan yang terjadi, kemampuan bekerja sama secara kolaboratif, dan
kemampuan kreatif dan inovatif. Pemerintah berharap UMKM dan Usaha Kreatif
mampu memasarkan produk-produk yang terdapat di pedesaan ke seluruh dunia.
Untuk itu, pemerintah siap memfasilitasi hal tersebut dengan memberikan
dukungan finansial agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat terus tumbuh dan
berkembang.
            Pemerintah juga mendukung upaya
pemberdayaan pelaku ekonomi digital dengan melakukan pelatihan deregulasi dan
membangun keterampilan untuk bersaing, sekaligus memperluas jangkauan akses
komunikasi untuk memberdayakan UMKM dan usaha kreatif untuk memimpin mereka
memfasilitasi bisnis.
            Upaya pemerintah untuk memfasilitasi
dan melindungi UMKM dan pelaku industri kreatif serta konsumen dilakukan dalam
bentuk kemudahan akses, pelatihan, deregulasi dan legislasi seperti payung
hukum, tetapi mereka juga membutuhkan peningkatan dan adaptasi yang konstan
terhadap kebutuhan yang terus berkembang. Dengan mematuhinya maka akan tercipta
iklim ekonomi yang menguntungkan, persaingan yang adil antar perusahaan, dan
tujuan distribusi kekayaan yang adil untuk semua orang tercapai.
Komentar
Posting Komentar