PEMASARAN DIGITAL SEBAGAI TANTANGAN, PELUANG BISNIS PERTUMBUHAN EKONOMI UMKM DIERA REVOLUSI 4.0
Nama : Lisa Ramadhani
Nim           : 20101011169
Kelas         : A4 Manajemen
Dosen : Andi Tri Haryono, SE.,MM
Mata Kuliah : Digital Marketing
PEMASARAN DIGITAL SEBAGAI TANTANGAN, PELUANG BISNIS PERTUMBUHAN EKONOMI UMKM DIERA REVOLUSI 4.0
Sering kita mendengar
istilah Pemasaran Digital atau Digital Marketing, baik melalui percakapan
sehari hari di masyarakat atau melalui media massa. Pemasaran digital adalah
suatu usaha untuk mempromosikan sebuah merek dengan menggunakan media digital
yang dapat menjangkau konsumen secara tepat waktu, pribadi, dan relevan. Tipe pemasaran
digital mencakup banyak teknik dan praktik yang terkandung dalam kategori
pemasaran internet. (Wikipedia) 
Digital Marketing
menurut Heidrick & Struggless (2009:1) adalah perkembangan dari digital
marketing melalui web, telepon genggam dan perangkat games, menawarkan akses
baru periklanan yang tidak digembor-gemborkan dan sangat berpengaruh. 
Menguatnya minat
masyarakat di Indonesia terhadap bisnis teknologi serta pertumbuhan iklim
digital yang membuat akses masyarakat menjadi semakin mudah seakan menjadi
momentum yang tepat bagi kiprah Digital Start Up di Indonesia. Perusahaan perusahaan
digital startup yang memiliki ide bisnis dan layanan yang ditawarkan terbilang
sejenis tentunya memiliki target konsumen yang juga sama. Hal inilah yang
menyebabkan persaingan semakin berat dan kompetitif. Setiap digital startup
harus bekerja keras berlomba-lomba untuk menarik hati para customer dan
menjadikan mereka loyal pada produk/layanan yang dimiliki.
Hadirnya revolusi
industri 4.0 sebagai upaya transformasi yang mengintegrasikan teknologi dan
pertukaran data menjadi penanda bahwa inovasi terus terjadi. Inovasi wajib
dilakukan sebagai upaya beradaptasi dengan kondisi market terupdate dan menjadi
solusi atas persoalan yang terjadi. Tidak hanya itu, inovasi juga menjadi kunci
untuk menemukan sesuatu yang baru untuk menjadi pionir di kategorinya.
Dalam bisnis, inovasi
memberikan peluang yang dapat dieksplorasi guna menghadirkan produk baru yang
dibutuhkan masyarakat, hingga produk yang unggul untuk bersaing dengan merek
lain dalam kategori produk yang sama. Menghadapi dunia yang terus berubah,
inovasi pun menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, bahkan menjadi
kunci untuk menemukan sesuatu yang baru, sehingga menjadi pionir di
kategorinya.
Tujuan dari inovasi
adalah untuk meningkatkan kualitas baik produk maupun jasa, melebarkan jaringan
bisnis semakin luas, bahkan menciptakan pasar baru. Karenanya inovasi memiliki
banyak manfaat dalam aktivitas bisnis, seperti memberikan solusi untuk
memecahkan masalah. Jika ada produk lama yang sudah tidak bisa dipasarkan,
inovasi harus dilakukan guna menarik kembali minat masyarakat terhadap produk
di pasaran.
Efek pendemi mengharuskan
masyarakat lebih cerdas dalam mencari celah bisnis sebagai solusi usaha, dan
salah satu bisnis yang menjanjikan dan diuntungkan dari dampak pandemi ini
adalah bisnis digital, karena physical social distancing yang diterapkan oleh
pemerintah mau tidak mau merubah perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhannya
dari offline menjadi online. Peluang ini dapat menjadi solusi bagi semua pelaku
usaha, salah satunya adalah UMKM,yang merupakan usaha paling terkena dampak
pandemi. UMKM berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 adalah (Ojk : 2017): Kegiatan
usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberi pelayanan ekonomi secara
luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalan proses pemerataan dan
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan
dalam mewujudkan stabilitas nasional Sampai saat ini baru sebagian kecil UMKM
yang mempraktekan digital marketing dalam bisnisnya, karena kurangnya
pengetahun mereka terhadap digital marketing dan e-commerce.
Digital (online)
merupakan cara untuk menarik minat pelanggan yang paling efektif yang merupakan
bagian dari promosi, digital marketing terdiri dari pemasaran interaktif dan
terpadu yang menjadi wadah yang dapat memudahkan bertemunya produsen, perantara
pasar dan calon konsumen. Produsen dapat memastikan produknya mudah ditemukan
karena calon konsumen dengan mudah dapat mengakses
brand/produk yang mereka minati tanpa batas ruang dan waktu, selain itu juga
menjadi wadah infomasi untuk mengetahui apa yang konsumen perlukan/butuhkan
sehingga peluang bagi produsen untuk mengenalkan, menyediakan, memasarkan dan
menjual produknya ke ranah digital, bahkan dari tahun 2014 jumlah iklan yang
dipasarkan melalui internet sudah mengalahkan iklan yang ada di televisi. 
Menurut Eko Nur
Syahputro, pada data www.internetworldstats.com penyumbang pengguna internet
terbanyak di dunia adalah Asia (50%), lebih tinggi dari benua Eropa atau bahkan
Afrika yang hanya 11,5% sehingga benua Asia menjadi incaran raksasa internet
seperti google, facebook, twiter untuk mengembangkan pangsa pasarnya di Asia
(Syahputro,Eko Nur.:2020) dan berdasarkan hasil survey APJII (Asosiasi
penyelenggara internet Indonesia) jumlah pengguna internet di Indonesia hingga
kuartal II naik menjadi 196,7 juta pengguna atau 73,7% dari populasi penduduk
Indonesia, (APJII:2000), banyaknya pengguna internet dan juga ditunjang beragam
pilihan platform ( youtube, facebook, Instagram, line, linkedin, e-mail,
dll ) menjadi peluang untuk meningkatkan penjualan bagi pelaku usaha UMKM,
bahkan untuk pengusaha pemula apabila belum memiliki keberanian untuk
memasarkan produk sendiri juga dapat memulai usaha dengan cara bekerjasama atau
membeli waralaba (franchise) yang telah memiliki strategi digital marketing
yang baik yang dapat menjamin keberlangsungan usaha yang mereka dipilih. 
Beberapa Contoh
Tantangan yang Perlu Dihadapi
Ada banyak tantangan
yang sebelumnya mungkin tidak pernah Anda temui di era sebelumnya. Yang paling
simpel memang tantangan untuk mulai beralih ke produk digital, namun bukan itu
yang akan dibahas di dalam artikel ini karena itu tantangan yang sudah sangat
umum. Berikut beberapa tantangan baru yang perlu Anda antisipasi:
Hubungan Brand –
Customer yang Sudah Lebih dari Sekadar Hubungan
Dengan adanya sosial
media dan kemudahan untuk menggelar acara lewat internet, maka hubungan
antara brand dengan pelanggan sudah bukan lagi sekadar jual
beli. Ada komunikasi lebih yang perlu dibangun guna meningkatkan loyalitas
pelanggan Anda.
Pendekatan personal
seperti memahami keinginan pelanggan, memberikan nilai tambah, sampai bertukar pendapat
menjadi lebih penting dibandingkan hanya sebuah layanan customer
service melalui telepon. Sekarang banyak brand yang
berusaha untuk menjemput pelanggan mereka terlebih dahulu, dibandingkan
menunggu pelanggan yang datang.
Metodenya pun sangat
beragam. Mulai dari memberikan konten di sosial media, membuat video, membuat
iklan dengan konsep kreatif, mencari testimoni, dan lain-lain. Dan tentu saja
karena adanya kebiasaan ini, pelanggan menjadi lebih tertarik dengan brand yang
bisa menjalin hubungan lebih dari sekadar jual beli.
Mudahnya Mendapatkan
Exposure
Sejak adanya digital
marketing, mendapatkan exposure dari calon pelanggan baru bukanlah masalah. Ini
tentu membuka peluang sekaligus tantangan, sebab ini juga berlaku untuk
kompetitor Anda.
Artinya Anda juga harus
mempertahankan agar calon pelanggan Anda tidak pindah ke lain hati karena
mereka juga bisa melihat promosi yang dilakukan oleh kompetitor. Sekarang Anda
harus lebih kreatif dan peduli terhadap apa yang dibutuhkan oleh calon
pelanggan guna mempertahankan level exposure Anda.
Bahaya Blunder
Sewaktu-waktu
Sudah tidak terhitung
berapa banyak perusahaan yang melakukan blunder di social media. Entah karena
kesalahan merespon suatu fenomena sosial, atau karena kesalahan dari tim
internal mereka sendiri.
Di masa lalu, blunder
yang dilakukan oleh brand tidak semudah itu tersebar ke
publik. Mengingat minimnya akses untuk berbagai konten ke masyarakat luas.
Namun sekarang, kesalahan sedikit saja, bisa membuat brand image Anda
turun dan bahkan kejadian tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh kompetitor anda.
Bidang Bisnis yang
Semakin Beragam
Berkat adanya internet
di era revolusi industri 4.0, kehadiran tech industry di
berbagai bidang mulai menjamur dan bahkan mengancam berbagai bisnis yang
sudah exist di masa lampau. Contohnya saja kehadiran ride
hailing yang mengancam industri transportasi konvensional.
Perkembangan ini
sebenarnya bisa ditangkap sebagai peluang juga. Tidak sedikit perusahaan yang
berhasil mengembangkan sayapnya karena mereka bisa memadukan perkembangan
teknologi, dengan bisnis yang mereka jalani.
Sekarang hanya tinggal
masalah sudut pandang Anda saja, apakah anda menganggap ini sebagai peluang
atau sebagai ancaman baru?
Kolaborasi yang
Semakin Banyak
Sosial media sekali
lagi mengambil peran dalam tantangan ini. Berkat sosial media, semua orang bisa
menjadi artis (baik itu selebgram maupun artis dunia maya
lainnya) yang kekuatan menggiring opininya tidak kalah dengan artis yang
dilahirkan dari industri televisi.
Karena itu kesempatan
anda untuk berkolaborasi dengan berbagai orang yang memiliki ribuan pengikut
juga semakin luas. Sekarang anda tidak lagi terbatas pada artis dari kalangan
televisi (dimana harga kontraknya bisa miliaran), tapi bisa juga dengan artis
mikro dari sosial media, yang dimana dampaknya juga tidak bisa dianggap remeh.
Kehadiran UMKM
diharapkan mampu berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan
menciptakan lapangan pekerjaan dan salah stau peran pemerintah dalam mendukung
UMKM seperti yang disampaikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
Kartasasmita yaitu dengan program E-Smart IKM yang bertujuan untuk memacu daya
saing dan memperluas akses pasar, (Kemenperin: 2021). Namun untuk hasil yang
lebih maksimal, perlu adanya support yang menyeluruh dari pemerintah dan
lembaga terkait lainnya agar pelaku usaha lebih melek teknologi melalui
peningkatan sosialisai digital serta pelatihan teknologi informasi dan
komunikasi atau hal-hal lain yang dapat memberi solusi nyata dalam peningkatan
usaha. 
Selain itu sebagai
pelaku usaha juga harus memahami dan mempelajari cara-cara untuk meningkatkan
omzet penjualan, salah satunya seperti yang dikemukann oleh Andi gunawan
chakti, tentang peningkatan omzet dengan strategi digital marketing yang kuat
dan efektif yaitu: (Chakti, Andi Gunawan : 2019), yaitu: 
1. Share, membuat
konten menarik sehingga audiens tertarik untuk share konten anda kepada seluruh
jaringan sosial media (Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, dll), 
2. Real Time Publish,
membuat konten yang fresh atau baru agar audiens lebih mendalami informasi yang
anda berikan dan tak lupa memberikan respon komentar, ulasan, komplain dari
audiens secepat mungkin, 
3. Berikan edukasi
bukan hardselling, memberikan pengetahuan, mengedukasi pasar dan calon
pelanggan sehingga menimbulkan rasa percaya audiens terhadap brand kita, 4.
Berikan hiburan, bukan hanya iklan promosi, agar menambah nilai konten
sekaligus memberikan edukasi terhadap promosi kita, 
5. Multi Channel
Platform, buat kehadiran digital berada diberbagai channel (IG,
FB,Twitter,Youtube, Blog, dll), 
6. Konten Multimedia
utamakan visual, karena audiens akan lebih tertarik pada konten visual
dibandingkan audio atau text saja, 
7. Berfikirklah sebagai
penerbit/wartawan, dengan membuat berita yang membuat pembaca menarik untuk
membukanya, 
8. Tentukan market
pasar anda, membuat strategi sosial media sesuai dengan target pasar, 
9. Listen, membuat
suatu sistem yang menampung masukan audiens, dll
Tren belanja online dan
digital marketing menjadi peluang produsen untuk menyambut era revolusi
industri 4.0. Online shopping atau aktivitas berbelanja online menjadi gaya
hidup baru bagi pengguna Internet. Komunikasi terbuka yang sejajar, datar, dan
luas telah membuka kemungkinan tidak terbatas bagi komunikasi antar pengguna
Internet, yang pada akhirnya juga membuka peluang bagi terjadinya transaksi
menjual atau membeli.
DAFTAR
PUSTAKA
Irawati,
S. E., & Sy, M. E. (2021). PEMASARAN DIGITAL SEBAGAI TANTANGAN, PELUANG DAN
SOLUSI BISNIS PERTUMBUHAN EKONOMI UMKM DI MASA PANDEMI COVID-19. INTEGRASI
KEILMUAN DALAM PENINGKATAN SDM UNGGUL BERKOMPETENSI SELAMA PANDEMI, 23.
Ramadhan,
T. S. (2022). Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.
Wibowo,
B. S., & Haryokusumo, D. (2020). Peluang Revolusi Industri 4.0 Bidang
Pemasaran: Pemanfaatan Aplikasi E-commerce, Sosial Media Instagram dan Digital
Marketing terhadap keputusan Instant Online Buying Konsumen Generasi
Millenial. Capital: Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 3(2),
86-99.
Komentar
Posting Komentar