Peluang Dan Tantangan Sistem Informasi Manajemen Di Era Revolusi Industri 4.0

 ABSTRAK

 Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya. Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha yang terancam, profesi dan lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot. Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri 4.0. Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear. Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara beraktifitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas dan transformasi dari pengalaman sebelumnya. Tiap negara harus merespon perubahan tersebut secara terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari sector publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan industry 4.0 dapat dikelola menjadi peluang.

 Menurut Wikipedia, Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Di era revolusi industri 4.0 atau yang dikenal dengan “era anak milenial” dan perkembangan teknologi seperti sekarang telah mengubah bisnis, menjadikan tidak banyak sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam bisnis termasuk staf akuntansi. Hal ini mengakibatkan Profesi akuntan underestimate terkait dampak teknologi terhadap pekerjaan akuntan.


Kata Kunci : revolusi industri 4.0, fase revolusi teknologi, sistem informasi manjemen 


PEMBAHASAN

Pengertian Sistem Informasi Manajemen

 Sistem Informasi Manajemen (Management Information System) merupakan proses atau sistem dalam pengolahan informasi dalam menunjang pelaksanaan manajemen, berhubungan dengan organisasi dan manusia sebagai pengolahnya.

 Adapun pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut para ahli adalah sebagai berikut :

Menurut Davis (2000), Sistem Informasi Manajemen adalah penggabungan sebuah sistem antara manusia dan mesin yang terpadu (terintegrasi) untuk dapat menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasional, manajemen dan pengambilan keputusan untuk menyajikan informasi.

Menurut Federick, Sistem Informasi Manajemen ialah kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.

Menurut Scanland dan Keys, Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem formal tentang pelaporan, menggolongkan dan menyebarkan informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi.

Menurut Barry E Chusing, SIM ialah sekumpulan dari manusia dan sumber daya modal dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data, mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi semua tingkat manajemen dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

 Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah proses yang terdiri dari sekumpulan prosedur pengolahan data informasi pada sebuah organisasi yang kemudian dikembangkan dan disahkan untuk dapat menyajikan data informasi terbaru kepada manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan guna mencapai suatu tujuan bersama.


Keuntungan di Era Revolusi Industri 4.0

 Pada dasarnya juga, perubahan seperti revolusi industri, dilakukan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dalam industri 4.0 terdapat tiga kunci keuntungan, yaitu:

Optimasi

 Dengan adanya revolusi industri 4.0, keuntungan yang paling terasa adalah optimasi produksi. Berkembangnya Artificial Intelligence membantu industri menjadi Smart Factory, dimana dalam proses produksi menggunakan alat-alat pintar. Selain mempercepat proses produksi, keberadaan alat-alat tersebut dapat meminimalkan pengeluaran.

Kustomisasi

 Industri 4.0 mendorong kustomisasi untuk menciptakan market yang fleksibel, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan target market dengan cepat dan lancar. Hal ini akan membantu menutupi celah antara perusahaan dengan calon pelanggan, karena komunikasi akan lebih mudah dilakukan sehingga mempercepat proses penjualan dan pemenuhan kebutuhan.

Mengedepankan Penelitian

 Tuntutan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, akan mendorong kemajuan penelitian diberbagai macam bidang, salah satunya adalah IT atau Teknologi Informasi. Hal tersebut akan mendorong pendidikan untuk memastikan generasi selanjutnya dapat ikut berkompetisi dengan skill yang sesuai dengan zamannya.

 Kemudahan dan keuntungan yang ada dari revolusi 4.0 tidak menutupi kekurangan-kekurangan yang ada. Terdapat berbagai tantangan yang harus siap dihadapi perusahaan, berikut adalah contohnya:

Keamanan

 Keamanan adalah tantangan terbesar yang harus siap dihadapi industri 4.0. Contoh dalam Penggunaan Cloud Computing memiliki risiko terjadinya pelanggaran keamaan atau security breaches dan kebocoran data atau data leaks. Security breaches dan data leaks bisa menyebabkan kerugian, bahkan merusak reputasi.

Tenaga Kerja

 Adopsi industri 4.0 dapat menyebabkan banyaknya tenaga kerja manusia yang digantikan oleh mesin. Hal ini dapat memicu meningkatnya pengangguran. Maka dari itu diperlukan pendidikan yang dapat menompang generasi selanjutnya untuk dapat memenuhi skill yang dibutuhkan di industri 4.0.

 Industri 4.0 sudah jelas adalah kemajuan yang sangat membantu industri untuk dapat mengoptimasi semua kebutuhan produksi sehingga mempermudah perekonomian untuk berkembang. Tidak hanya itu, calon pelanggan juga akan merasakan banyaknya variasi sehingga mudah untuk mencari dan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Disamping itu terdapat beberapa kaitannya antara Industri 4.0 dan tata kelola IT ini yakni dengan ini teknologi sangat berpengaruh di era industri 4.0 karena di era industri 4.0 mengandalkan teknologi dalam segala bidang, baik itu dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan lain-lain. Karena teknologi sangat memudahkan manusia dalam memproduksi,  mengolah data dan menyebarkan informasi. Sehingga teknologi di era saat ini sangat cepat perkembangannya dan perlu juga menerapkan tata kelola IT untuk menyelaraskan sumberdaya TI dengan tujuan organisasi dapat berfungsi sebagai enabler. Untuk mewujudkan tata kelola IT dalam suatu organisasi, maka suatu organisasi perlu membangun struktur yang dinamakan dengan IT  Governance Framework yang kira-kira polanya sebagai berikut :

Semua sistem informasi yang ada di perusahaan dapat diarahkan (govern) agar sejalan serta mendukung tujuan dan strategi organisasi. Oleh karenanya, keberadaan berbagai bentuk sistem informasi dalam naungan SIM (Sistem Informasi Manajemen) perusahaan diharapkan dapat memaksimalkan tujuan utama organisasi tersebut. Diantaranya untuk meningkatkan kinerja, memenangkan persaingan, mencapai target penjualan dan sebagainya. Diharapkan juga dapat mereduksi risiko dari penggunaan TI (IT Risk) dan optimalisasi pengendalian IT Process melalui serangkaian IT Control sehingga menjadikan seluruh proses-proses TI berjalan optimal.

Demi mewujudkan tujuan yang bersifat integratif dan komprehensif tersebut, maka tidak mungkin pengelolaan TI pada organisasi skala menengah dan besar saat ini, akan tetapi menjadi urusan bagian yang hanya menangani komputer saja, dan harus melibatkan semua pihak (stakeholder) sesuai dengan proporsinya, mulai dari Dewan Komisaris, Top Management/eksekutif, Manajer fungsional, manajer operasional, karyawan sebagai end-user, dan terutama Manajer Teknologi Informasi (CIO).

 Syarat penting yang harus dijalankan oleh setiap perusahaan ataupun organisasi dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, adalah kesiapan secara internal maupun eksternal terkait tata kelola dan manajemen yang sudah berjalan. Dengan kesiapan yang matang, beragam tantangan dapat dihadapi tanpa adanya hambatan atau kegiatan yang justru merugikan.


Peluang dan Tantangan Sistem Informasi Manajemen di Era Revolusi 4.0

 Revolusi industry 4.0 merupakan revolusi industri yang dapat dikatakan berbeda dengan industry sebelumnya. Revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Dengan kata lain, mesin industri telah menggunakan sistem otomatisasi berbasis computer, yang tentunya tidak lagi semuanya dikendalikan oleh tenaga manusia. Dampaknya biaya produksi menjadi semakin murah seiring teknologi informasi yang terus bergerak maju.  

Peluang Sistem Informasi Manajemen di Era Resolusi Industri 4.0

 Tidak dapat dipungkiri jika revolusi industry 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju. Informasi yang sangat melimpah menyediakan manfaat yang   besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun perekonomian. Masyarakat di era revolusi industri 4.0 memiliki ketergantungan yang sangat besar dalam menggunakan teknologi informasi. Fakta yang menunjukkan bahwa masyarakat zaman sekarang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada perangkat ponsel pintarnya.

 Hal inilah yang dapat menjadikan munculnya sebuah peluang baru di era industri 4.0. Salah satu diantaranya adalah peluang berbisnis era digital. Dimana, daya jangkau teknologi informasi tidak hanya berskala lokal tetapi hingga skala global. Melalui internet, akses informasi dapat dijangkau hingga ke berbagai penjuru dunia. Peluang lain diantaranya adalah saat setiap orang memiliki akses yang tinggi untuk terlibat aktif   untuk memberikan dan membagikan opini kepada pihak lain melalui media sosial online. Situasi ini membuka peluang bagi masyarakat untuk membentuk opini positif tentang berbagai hal kepada pihak lain. Seperti diantarnya adalah teknologi media sosial dapat dimanfaatkan untuk membentuk komunitas atau grup keluarga di dunia virtual. Walaupun secara geografis berjauhan tetapi didekatkan dengan media social. Melimpahnya informasi tentunya tidak hanya membawa pengetahuan positif saja, tetapi juga negatif. Kemampuan seseorang untuk mengolah pengetahuan (knowledge) menjadi   kearifan (wisdom) dalam lingkungan sosialnya akan menentukan tingkat ketahanannya di era informasi. Dengan demikian, tindakan share and resharing informasi telah didasari oleh nilai-nilai etis sehingga tidak akan menciptakan eskalasi kegaduhan publik. Sebagai contoh, derasnya informasi berita bohong (hoax) menjelang pilkada serentak maupun pilpres tidak akan meningkatkan kegaduhan jika penerima informasi  telah memiliki kesadaran etis dalam menyaring informasi hoax.


Tantangan Sistem Informasi Manajemen di Era Resolusi Industri 4.0

 Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga tantangan bagi generasi milineal. Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) dalam Kompas.com, Selasa (24/4/2018), menyatakan bahwa akan ada jenis pekerjaan yang hilang seiring berkembangnya revolusi industri 4.0. Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kemnaker Bambang Satrio Lelono menyampaikan, sebanyak 57 persen pekerjaan yang ada saat ini akan tergerus oleh robot. Namun, masih menurut artikel tersebut, di balik hilangnya beberapa pekerjaan akan muncul juga beberapa pekerjaan baru. Bahkan, jumlahnya diprediksi sebanyak 65.000 pekerjaan. Bambang mengatakan, yang harus dilakukan sekarang adalah menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.  


Untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak akan bisa dilakukan oleh mesin. Misalnya, kemampuan untuk memecahkan masalah atau kreativitas. Softskill adalah kuncinya. Untuk dapat menghadapi perubahan pada tahun-tahun mendatang, dibutuhkan para pekerja yang memiliki soft skill seperti diantaranya pemecahan masalah yang komplek, berpikir kritis, kreativitas, manajemen manusia, berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, penilaian dan pengambilan keputusan, berorientasi servis, negosiasi, dan fleksibilitas kognitif. Hal tersebut memiliki artian, soft skill menjadi salah satu faktor paling penting untuk dimiliki para pekerja di masa depan, seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, memecahkan masalah, serta aspek kecerdasan emosional lainnya. Pada umumnya, industri menekankan kebutuhan akan karyawan yang bisa terus belajar, cepat beradaptasi dan melek teknologi. Maka dari pada hal tersebut, sistem pendidikan juga menekankan pengembangan soft skill, selain keterampilan teknis, generasi milenial ke depan bisa lebih mampu beradaptasi secara cepat terhadap perubahan dan memiliki bekal mumpuni untuk menghadapi masa depan dan pengembangan karirnya di tengah geliat revolusi industri 4.0.


Peran Sistem Informasi Dalam Bisnis

 Revolusi Industri 4.0 merupakan tantangan terbesar yang harus dihadapi saat ini karena tidak hanya mempengaruhi pasar tenaga kerja ataupun perilaku produsen dan konsumen saja tetapi secara keseluruhan mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi.

 Untuk mengatasinya seluruh masyrakat harus berkembang secara komprehensif dan melihat dari berbagai sisi bagaimana teknologi dapat mempengaruhi kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya serta lingkungan hidup sehingga dapat membentuk tatanan hidup yang baru dan pemerintah harus berpikir secara sistematis dan strategis akan adanya transformasi teknologi. Revolusi industri 4.0 hadir untuk memberikan manfaat dan membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju. Penerapan sIstem informasi di era revolusi industri 4.0 dalam perusahaan memerlukan partisipasi dari para stakeholder perusahaan.

 Ada beberapa peran sistem informasi dalam bisnis adalah sebagai berikut :

Mendukung kegiatan-kegiatan usaha/operasional

Mendukung persaingan keuntungan strategis

Mendukung pengambilan keputusan manajemen 


Contoh Penerapan Sistem Informasi Manajemen

 Dalam penerapannya sistem informasi manajemen dapat diterapkan dalam berbagai bidang ekonomi, bisnis hingga sosial seperti akuntansi, akademik, pemasaran, manajemen persediaan, personalia dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh dalam penerapan sistem informasi manajemen :

Enterprise Resource Planning (ERP)

 ERP adalah sebuah sistem manajemen bisnis yang memudahkan dalam pengelola bisnis secara terintegrasi. Sistem ini memiliki konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan yang terdiri dari manusia, dana, mesin, suku cadang, material, waktu dan kapasitas yang berpengaruh luas mulai dari manajemen paling atas (top management) hingga bagian operasional di sebuah perusahaan. ERP biasanya digunakan oleh perusahaan dalam mengelola manajemen dan melakukan pengawasan yang saling terintegrasi terhadap unit bidang kerja yang ada didalam perusahaan, misalnya bidang accounting, keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, pengelola persediaan dan operasional.

Dicision Support System (DSS)

 DSS adalah sistem informasi berbasis komputer yang biasa digunakan sebagai pengambilan keputusan. Sistem ini menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial hingga end users. DSS dapat membantu para manajer dalam mengambil keputusan dengan cara mengamati lingkungan dalam perusahaan. Contohnya adalah sistem untuk menentukan kelayakan kredit pada Bank Mandiri, sistem untuk menentukan kelayakan mendapatkan beasiswa.

Informatic Management System (IMS)

 IMS berfungsi untuk membantu spektrum tugas-tugas dalam organisasi, yang juga dapat dimanfaatkan untuk membantu menganalisa pembuatan keputusan. IMS juga mampu menyatukan beberapa fungsi informasi dengan komputerisasi, seperti e-procurement.

Executive Information System (EIS)

 EIS adalah tipe sistem informasi manajemen yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah memberikan akses cepat dan mudah untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam melaksanakan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas. 

Transaction Procesing System (TPS)

 TPS merupakan sistem yang dapat berfungsi untuk mencatat dalam memproses data hasil dan transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. Sistem TPS berguna untuk proses data dengan jumlah besar pada transaksi bisnis yang rutin. TPS biasa diimplementasikan untuk manajemen gaji dan inventaris.

 TPS berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing system). TPS mengumpulkan data secara kontinu, real time - data dapat segera dihasilkan dan sebagai data input untuk databse perusahaan. TPS merupakan proses yang kritikal untuk suksesnya organisasi. Fungsinya untuk memproses data transaksi dari kejadian bisnis.

Information Reporting Systems (IRS)

 IRS menyediakan informasi produk untuk manajerial end users untuk mendukung mereka dalam menentukan keputusan setiap harinya. Akses data IRS berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh Transaction Processing System (TPS). Informasi dari IRS dapat berupa laporan yang bisa disesuaikan berdasarkan permintaan, periodic atau situasi pengecualian. Contohnya, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap bulannya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.

Supply Chain Management (SCM)

 Sistem SCM sangat berguna bagi pihak manajemen dimana data-data disajikan terintegrasi mengenai manajemen suplai bahan baku, mulai dari produsen, pemasok, pengecer samapi konsumen akhir. SCM adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi, logistic dan pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier.

Knowledge Work System (KWS)

 Sistem informasi KWS mengintegrasikan sebuah pengetahuan baru kedalama organisasi. KWS mendukung para pekerja professional seperti ilmuwan, insinyur dan doctor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi.

Office Automation System (OAS)

 Sistem OAS berguna untuk memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Misalnya untuk komunikasi antar departemen dalam suatu perusahaan dengan cara mengintegrasikan server-server komputer pada setiap user di perusahaan contohnya adalah word processing dan electronic message.


Expert System (ES) dan Artificial Intelligence (AI)

 Sistem ini pada dasarnya memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengkaji pemecahan masalah dengan memakai pengetahuan dari pakar atau tenaga ahli yang telah dimasukkan ke dalamnya. Pengetahuan dari pakar didalam sistem ini yang digunkaan sebagai dasar bagi sistem untuk memecahkan masalah. Contohnya adalah sistem jadwal mekanik.

 Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke computer, agar computer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli dan sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Contohnya dokter, mekanik, psikolog, dan lain-lain. 

Computer Supported Collaborative Work (CSCW) 

 CSCW adalah istilah yang lebih umum dari GDSS, yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut groupware untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan. CSCW dapat diartikan sebagai penggunaan komputer dan software untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama dalam sebuah group dimana setiap anggota group menyadari kehadiran anggota lain pada group.

Group Decision Support System (GDSS)

 GDSS adalah sebuah sistem aplikasi komputer yang interaktif yang memfasilitasi pencarian solusi dari sebuah permasalahan atau problem yang tidak terstruktur dengan seperangkat pembuat keputusan yang bekerja sama sebagai sebuah kelompok. GDSS serupa dengan DSS, namun GDSS mencari solusi melalui pengumpulan pengetahuan dalam sebuah kelompok, bukan per individu. Biasanya berbentuk scenario, konsultasi dan kuesioner. Contohnya adalah e-government.



KESIMPULAN

 Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah. 

 Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat.

 Revolusi industri 4.0 hadir untuk memberikan manfaat dan membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju. Penerapan sistem informasi di era revolusi industri 4.0 dalam organisasi memerlukan partisipasi dari para stakeholder organisasi.




DAFTAR PUSTAKA

Eldas, P, Dhanar Intan S S. 2021 Sistem Informasi Manajemen Di Era Revolusi Industri 4.0. Jawa Tengah : CV ZT Corpora.

Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design Principles for Industrie 4.0 Scenarios. Presented at the 49th Hawaiian International Conference on Systems Science.

https://itgid.org/tantangan-revolusi-industri-4-0/ 

http://sistem-informasi-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Penerapan-Sistem-Informasi-di-Era-Revolusi-Industri-4.0-Dalam-Perusahaan/e1f590c5d3b3b4fb1f50aed557d9f8cfdb12b75d 

http://www.adiona.co.id/en/articles/62-peluang-dan-tantangan-revolusi-industri-4-0  

Kementerian Perindustrian. Making Indonesia 4.0: Strategi RI Masuk Revolusi Industri ke-4 A Pamerindo Indonesia Trade Event; Manufacturing Indonesia. 4-7 Desember 2018. 

Klaus Schwab. 2017. The Fourth Industrial Revolution, Publisher: Penguin; 1st Edition (January 3, 2017).

Rosyadi, Slamet. 2018. Revolusi industri 4.0 : Peluang dan tantangan bagi Alumni Universitas Terbuka. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman.

Said Maulana Ibrahim. Berita Universitas Negeri Malang. Tantangan Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0. 5 November 2018.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELUANG DAN TANTANGAN DIGITAL MARKETING ERA REVOLUSI 4.0

Peluang dan Tantangan Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0

Nofiana Nur Afida "Peluang Dan Tantangan Sistem Informasi Manajemen Di Era Revolusi Industri 4.0”