Peluang dan Tantangan Digital Marketing di era Revolusi Industri 4.0
Nama : Saniyatul Futukhiyah
Nim : 20101011125
Nama Dosen : Andi Tri Haryono, S.E., M.M
Digital
marketing dalam pemasaran modern semakin populer di Era society 4.0 saat ini
dimana menjadi suatu keharusan bagi setiap organisasi (perusahaan) untuk
menjadi yang terdepan dalam memberikan totalitas service atau memberikan pelayanan
yang terbaik untuk menjadi yang terdepan dalam menghadapi persaingan bisnis
global. 
Karena
perusahaan saat ini dituntut untuk dapat berinovasi baik dalam pelayanan maupun
dalam pengembangan produk, munculnya teknologi digital yang canggih yang tidak
dibatasi oleh ruang atau waktu telah membawa banyak kemudahan dan kepraktisan
dalam berbagai aspek kehidupan mulai dari produksi hingga produksi. produk
sampai ke tangan konsumen. harga terbaik, memikat, tapi juga dituntut untuk
mampu berkompetesi dengan organisasi (perusahaan) yang lain baik lokal,
nasional, multi nasional, regional maupun internasional.
Era
Society 4.0 telah melahirkan sejumlah platform digital yang menawarkan ruang
yang begitu luas dan mampu memberikan serta menciptakan peluang bisnis yang
sangat menjanjikan di bidang teknologi digital. Dalam hal ini , baik organisasi
( perusahaan ) maupungenerasi milenial akan mendapat manfaat dari platform ini
.
Sesuai
namanya, revolusi industri saat ini merupakan fase keempat dari perjalanan
revolusi industri yang telah mengubah sejarah dunia.  kita terbawa
dalam era Revolusi Industri 4.0. Perubahan terjadi sangat dramatis dengan
kecepatan eksponensial. Tanda Revolusi Industri keempat adalah berkembangnya Internet of/for Things, yang mana  kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara
masif. Hal ini membuat pemanfaatan data lebih efisien dengan sistem server dan
mengintegrasikan keseluruhan kegiatan otomasi dalam satu sistem.
Peluang dan Tantangan Revolusi Industri 4.0
Saat
ini, penerapan revolusi industri 4.0 , yang oleh Kementrian Perindustrian
Republik Indonesia sering menyingkatnya dengan istilah 4IR (Fourth Industrial
Revolution), bisa kita temui di berbagai industri, seperti tekstil, otomotif,
elektronik, kimia, hingga makanan dan minuman. Melansir laman Kominfo, revolusi
4IR di Indonesia berfokus pada 5 teknologi sebagai pilar utama dalam
pengembangan industri siap digital. Masing-masing adalah  Internet of
Things (IoT), Big Data, Artificial
Intelligence (AI), Cloud Computing dan Additive
Manufacturing.
Salah
satu tujuan program 4IR adalah mendorong perekonomian Indonesia mencapai 10
ekonomi terbesar pada tahun 2030 . Hal ini dicapai melalui strategi penetapan
tujuan ekspor kegiatan .Karena kita juga menghadapi persaingan yang ketat dari
berbagai negara , harus dipahami bahwa tujuan ini bukanlah suatu pengesahan
yang berdering . 
Menurut
Jaya Addin dari Fakultas Bisnis Ekonomika Universitas Islam Indonesia , yang
mengutip Klaus Schwab sebagai narasumbernya , revolusi industri saat ini , yang
dikenal dengan versi 4.0, merupakan satu peristiwa tunggal yang menawarkan
janji (janji) yang sangat besar , sekaligus menimbulkan janji yang sangat besar
.resiko (ancaman).
Hilangnya kesempatan kerja 
Hilangnya
sejumlah besar kesempatan kerja adalah salah satu ancaman terbesar dari era
revolusi industri 4.0.Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh " Futurist
" Israel Gerd Leonhard , sekitar 1 hingga 1,5 juta pekerjaan akan hilang
antara tahun 2015 dan 2025 akibat digitalisasi revolusi industri karena posisi
manusia diotomatisasi oleh mesin otomatis. Selain itu , Laporan Departemen
Tenaga Kerja AS memperkirakan bahwa 65% lulusan sekolah dasar ( SD) di seluruh
dunia akan bekerja di bidang yang belum ada saat ini .
Namun
, meski berada dalam situasi genting yang belum terselesaikan , Indonesia
memiliki peluang untuk menumbuhkan sektor dan lini bisnis baru melalui
transformasi digital . Vaibhav Dabhade, CEO & Founder Anchanto , menyatakan
dalam wawancara dengan Kontan.co.id bahwa Revolusi Industri 4.0 dapat
memberikan peluang baru bagi semua jenis dan ukuran bisnis di Indonesia , tidak
hanya yang ada di US Small and Medium - Sized Business sektor (UMKM).
Untuk
menemukan peluang itu, Vaibhav menyarankan sejumlah langkah yang dapat
dilakukan para pelaku usaha. Antara lain dengan meninjau kembali model bisnis
yang telah ada, melakukan investasi teknologi, memiliki pandangan terbuka atas
peluang baru, serta menyusun strategi dan target jangka panjang. Menurutnya,
langkah-langkah tersebut  penting untuk memastikan bahwa kamu tidak akan
mengalami kerugian atas perubahan yang terjadi, dan mengambil berbagai langkah
strategis untuk memastikan tetap mendapatkan keuntungan dalam perubahan
tersebut. 
Peluang                  
Namun di sisi lain, digitalisasi dalam revolusi industri keempat
juga meningkatkan beberapa peluang bisnis. Antara lain industri fintech, software As a Service (SaaS), cloud
hosting, Bisnis jual beli inline, On-Demand Service dan Online Marketing.
Peluang
industrial tersebut sekaligus memunculkan beberapa profesi prospektif. Beberapa
di antaranya adalah Data
Scientist, Koordinator robot,
Arsitek jasa IoT / IT,  Programmer / insinyur komputer, UI/UX designer yang
bertugas  membuat
tampilan atau antarmuka (interface) untuk produk digital seperti website,
ahli keamanan siber (cyber security), ahli pemasaran digital (digital marketing)
dan berbagai profesi yang mungkin saat ini belum bisa kita duga. 
Sejarah singkat revolusi industri
Revolusi
industri yang pertama terjadi pada abad ke-18, ketika ditemukannya mesin-mesin
bertenaga uap. Dari situ, manusia mulai beralih dari mengandalkan tenaga hewan
ke mesin produksi mekanis. Kemudian, revolusi industri yang kedua berlangsung
di sekitar tahun 1870. Pada saat itu, perindustrian dunia beralih ke tenaga
listrik yang mampu menciptakan produksi massal. Selanjutnya, revolusi industri
ketiga terjadi di era 1960-an, saat perangkat elektronik mampu menghadirkan
otomatisasi produksi. Kini perindustrian dan manufaktur dunia bersiap untuk
menghadapi revolusi industri 4.0. Istilah tersebut berasal dari sebuah proyek
pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi industri manufaktur.
Revolusi
industri 4.0 merupakan suatu pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI) yang berpotensi untuk meningkatkan
pendapatan global dan kualitas hidup bagi masyarakat dunia. Selain itu, AI juga
akan menghasilkan harga yang murah dan kompetitif, meningkatkan efisiensi dan
produktivitas, menurunkan biaya transportasi dan komunikasi, meningkatkan
efektivitas logistik dan rantai pasokan global, biaya perdagangan akan
berkurang, membuka pasar baru, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Faktor Pendorong Revolusi Industri 4.0 dan Pengaruhnya
dalam Bisnis
Revolusi
industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong
oleh beberapa faktor di bawah ini:
1.      Peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan
konektivitas.
2.      Munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan
bisnis.
3.      Terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia
dengan mesin.
4.      Perbaikan instruksi transfer digital ke dalam dunia
fisik, seperti robotika dan 3D printing.
5.      Aktivitas serba internet atau internet of
things.
6.      Mengandalkan keterbukaan informasi dan aksesibilitas.
Bagaimana Bisnis Menghadapi Perubahan di Era 4.0
Revolusi
industri 4.0 terlihat melalui digitalisasi di berbagai bidang yang akan
menghubungkan jutaan manusia melalui website, blog pribadi, dan
platform berbasis web lainnya.
Sehingga akan
meningkatkan peluang bisnis, efisiensi bisnis dan organisasi, serta memperbarui
lingkungan hidup melalui manajemen aset yang lebih baik. Teknologi akan
mempermudah manusia untuk mengakses suatu informasi melalui teknologi digital
secara bebas dan terkendali. Kedepannya, perkembangan teknologi akan membentuk
masyarakat dunia baru, yaitu masyarakat era digital.
Untuk
bisa beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0,
seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.
Salah satu contohnya adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau
kreativitas, dimana soft skill merupakan kunci utamanya.
Agar
dapat menghadapi perubahan pada tahun-tahun mendatang, dibutuhkan para pekerja
yang memiliki soft skill seperti pemecahan masalah yang
kompleks, pikiran yang kritis, kreativitas, manajemen manusia, berkoordinasi
dengan orang lain, kecerdasan emosional, penilaian dan pengambilan keputusan,
berorientasi servis, negosiasi, dan fleksibilitas kognitif. Soft skill menjadi
salah satu faktor yang paling penting untuk dimiliki oleh para pekerja di masa
depan.
Seperti
kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, memecahkan masalah,
serta aspek kecerdasan emosional lainnya.
 Peluang Bisnis di Era 4.0
Fintech (Finance Technology)
Peluang bisnis di era revolusi industri 4.0 yang pertama adalah Fintech.
Saat ini, istilah fintech pasti
sudah sering terdengar di telinga masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Khususnya
di kalangan menengah ke atas yang melihat berbagai peluang bisnis dari urusan
finansial.
Para
generasi milenial menjadi salah satu target utama dari perusahaan fintech.
Hal tersebut
dikarenakan ada banyak perusahaan fintech yang memberikan kemudahan dalam
pengelolaan keuangan, salah satu hal yang sebenarnya sulit untuk dilakukan oleh
generasi milenial.
Tidak hanya itu,
fintech juga memberikan kemudahan dalam urusan pembayaran di dalam transaksi
jual-beli. Hal inilah yang membuat fintech menjadi salah satu bisnis
yang sangat sukses di era revolusi industri 4.0.
Bisnis jual-beli
online
Bisnis jual-beli secara
online semakin menjanjikan di era revolusi industri 4.0.
Promosi yang tidak harus digembar-gemborkan serta tidak perlu menyediakan biaya operasional yang tinggi membuat bisnis jual-beli secara online semakin besar di industri 4.0. Cara pembayaran yang lebih mudah pun banyak ditawarkan pada saat ini.
Tidak harus selalu pergi
ke ATM untuk melakukan transfer uang. Namun sistem pembayaran Cash on
Delivery, virtual account hingga berbagai pembayaran lewat
perusahaan fintech telah membuat bisnis jual-beli online terus berkembang.
Online Marketing
Seiring dengan
perubahan kiblat bisnis ke dunia maya, industri pemasaran pun bergeser dari
cara-cara yang konvensional ke arah digital. Kini, online marketing telah
dianggap begitu krusial sebagai bagian dari pemasaran sebuah bisnis.
Visibilitas
di internet memberikan potensi yang begitu luas kepada calon konsumen sehingga
sebuah bisnis akan lebih mudah memasarkan produk mereka. Peluang tersebut
membuat kesempatan untuk membuka ahensi untuk pemasaran digital online
marketing terlihat begitu menggiurkan.
Apalagi,
banyak perusahaan yang berlomba-lomba mencari strategi terbaik untuk kampanye
digital mereka. Dengan kolaborasi bersama ahensi yang ahli, maka sebuah bisnis
akan meraup berbagai keuntungan yang baik untuk pertumbuhan bisnis mereka.
Saat
ini dunia sudah memasuki suatu era dimana terjadi otomatisasi dan pertukaran
data terkini dalam teknologi pabrik yang mencakup sistem siber-fisik, internet
untuk segala hal, komputasi awan, hingga komputasi kognitif.
Dunia industri
Indonesia harus mempersiapkan Sumber Daya Manusia,
infrastruktur, teknologi media telekomunikasi, regulasi dari pemerintah yang
dapat melindungi industri dalam negeri, serta menggeser orientasi industri dari
manufaktur ke sektor jasa.
Beberapa hal penting
tersebut wajib dipersiapkan secara matang, karena peluang bisnis di era
revolusi industri 4.0 sangat besar.
Komentar
Posting Komentar