“Peluang dan Tantangan Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0”
“Peluang dan
Tantangan Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0”
Nama  :
Maulana Junianto
Nim : 19101011259
Matkul             : Digital Marketing
Dosen Pengampu : Andi Tri Haryono, S.E., M.M.
               Pada
saat ini kita telah memasuki Era Revolusi Industri 4.0 dimana terjadi
pergeseran dari rantai suplai bisnis yang terhubung secara digital menjadi
lebih sederhana. Kondisi ini terjadi secara global dan tidak terelakkan lagi
juga dialami oleh bangsa Indonesia. Begitu pesatnya penggunaan internet
berdampak pula terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Pertumbuhan
bisnis juga mengalami pertumbuhan yang mencolok dalam bidang bisnis online dan
juga bisnis offline go online. Bisnis online yang saat ini tumbuh subur adalah
e-commerce (jual beli via internet), tidak hanya bidang perdagangan media
informasi juga mengalami kemajuan pesat.
            Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan lini
usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.
Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha yang terancam, profesi dan
lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot.
Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri
4.0. Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi komputer dan
otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era disrupsi
teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat
pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear. Salah satu
karakteristik unik dari industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan
atau artificial intelligence. Salah satu bentuk pengaplikasian tersebut adalah
penggunaan robot untuk menggantikan tenaga manusia sehingga lebih murah,
efektif, dan efisien. Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah
cara beraktifitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan
transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya.
            Dampak dari revolusi industri 4.0 di sektor ekonomi
mengalami peningkatan, dimana sektor - sektor perdagangan dan UMKM meningkat
dengan pesat. Bisnis online tidak dipungkiri memberikan dampak positif bagi
perkembangan bisnis yaitu memberikan informasi global, dampak lain adanya
perubahan cara kerja ini adalah bentuk transformasi yang sedang terjadi. Selama
transformasi tersebut memiliki dampak positif dan konsekuensi yang timbul harus
bisa menjadi penyeimbang dengan munculnya peluang yang ada. Terjadi lompatan
besar di dunia usaha khususnya dibidang industri, dengan memanfaatkan
terknologi informasi dan komuninasi secara penuh.
            Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan lini
usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.
Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha yang terancam, profesi dan
lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot.
Kehadirannya begitu cepat.Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba
muncul dan menjadi inovasi baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat
besar.Munculnya transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-jek, Uber
dan Grab, juga room-sharingseperti Airbnb. Inovasi tersebut bahkan telah mendisrupsi
bisnis transportasi dan sewa kamar yang sudah ada sebelumnya.
            Permasalahan pengangguran dan daya saing sumber daya
manusia menjadi tantangan yang nyata bagi Indonesia. Tantangan yang dihadapi
Indonesia juga ditambah oleh tuntutan perusahaan dan industri. Bank Dunia
(2017) melansir bahwa pasar kerja membutuhkan multi-skills lulusan yang ditempa
oleh satuan dan sistem pendidikan, baik pendidikan menengah maupun pendidikan
tinggi.Indonesia juga diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040,
yaitu penduduk dengan usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
non produktif. Jumlah penduduk usia produktif diperkirakan mencapai 64% dari
total penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 297 juta jiwa. Oleh sebab
itu, banyaknya penduduk dengan usia produktif harus diikuti oleh peningkatan
kualitas, baik bekerja dalam bidang tertentu (Sudira, 2012) dan menyiapkan
lulusannya yang mampu dan mau bekerja sesuai dengan bidang keahliannya (Usman,
2016; Yahya, 2015).
            Berdasarkan asumsi-asumsi yang ada, pendidikan kejuruan
merupakan jenis pendidikan yang unik karena bertujuan untuk mengembangkan
pemahaman, sikap dan kebiasaan kerja yang berguna bagi individu sehingga dapat
memenuhi kebutuhan sosial, politik, dan ekonomi sesuai dengan ciri yang
dimiliki. Pendidikan dan pelatihan kejuruan merupakan pendekatan pendidikan
yang menekankan pada kebutuhan industri sehingga peningkatan dan pengembangan
individu dapat dilakukan di industri (Zaib & Harun, 2014). Berdasar teori
yang ada, pendidikan kejuruan berpeluang untuk menjawab tantangan industri 4.0.
            Revolusi industri telah terjadi sekitar empat kali
tahapan yaitu dari industri 1.0, 2.0, 3.0, sampai sekarang industri 4.0.
Revolusi sendiri yaitu suatu perubahan corak budaya dan sosial yang ada di
lingkungan masyarakat, juga kebiasaan yang sering dilakukan berhubungan dengan
dasar kehidupan masyarakat yang singkat. Sedangkan untuk industri yaitu suatu
kegiatan yang bersangkutan dengan pengolahan bahan mentah menjadi barang yang berharga
atau berkualitas [1]. Revolusi industri juga dapat diartikan sebagai suatu
perubahan cara kerja manusia secara fundamental karena melahirkan hal-hal baru
yang dapat membantu dan juga dibutuhkan pada kehidupan manusia.
            Pada masa sekarang kehidupan manusia sedang berada di
keadaan setelah terjadi revolusi industri 4.0 yang pertama kali diperkenalkan
pada tahun 2011 oleh German Industry Science Research Alliance. Masa dimana
revolusi industri ini mengubah cara hidup, cara bekerja, dan cara berkomunikasi
dengan orang lain dan hal tersebut disebutkan dalam buku The Fourth Industrial
Revolution tahun 2017
1.     Revolusi
1.0
Revolusi industri 4.0 ini berbeda dengan
revolusi-revolusi sebelumnya. Pada revolusi industri 1.0 atau revolusi generasi
pertama merupakan revolusi pada tahap awal yang terjadi pada abad ke 18. Jika
pada saat itu banyak pekerjaan yang masih mengandalkan tenaga manusia dan hewan
namun setelah terjadi revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan adanya
penemuan sebuah alat tenun mekanis dengan menggunakan mesin uap pada tahun 1784
semuanya berubah, tenaga hewan dan manusia tidak lagi digunakan mengakibatkan
banyaknya pengangguran walaupun jumlah produksi meningkat.
2.     Revolusi
2.0
Revolusi industri 2.0 terjadi pada abad ke
19 sampai abad ke 20 dengan ditadai muculnya listrik yang membuat biaya
produksi jauh lebih murah dari sebelumnya. Pada tahun 1913 tercipta sebuah lini
produksi yang menggunakan ban berjalan penemuan yang mengakibatkan produksi
mobil yang sebelumnya merakit satu mobil harus dilakukan oleh banyaknya orang
namun setelah ada penemuan itu produksi mobil dapat dilakukan secara masal dan
setiap pekerja dilatih agar dapat menekuni satu bidang saja sehingga ketika
melakukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
3.     Revolusi
3.0
Sebelumnya pada revolusi industri 2.0
proses produksi barang masih membutuhkan tenaga manusia namun setelah terjadi
revolusi industri 3.0 tenaga manusia tidak lagi dibutuhkan terlalu banyak dan
pada revolusi industri 3.0 menandakan bahwa abad industri perlahan berakhir
kemudian digantikan dengan abad informasi.
4.     Revolusi
4.0
Berkembanganya revolusi industri saat ini mendorong
banyak terobosan teknologi baru yang disambut baik oleh masyarakat luas.
Revolusi industri ini diciptakan pada tahun 2011 dengan istilah industri 4.0,
istilah ini pertama kali diciptakan di Jerman dan industri 4.0 ditandai dengan
adanya revolusi digital. Industri ini dipercaya dapat meningkatkan
produktivitas yang mana industri 4.0 merupakan industri yang berhubungan
langsung dengan digital yang cakupannya yaitu dari berbagai jenis teknologi.
            Perubahan yang ada pada kehidupan manusia karena
munculnya teknologi-teknologi baru dapat berdampak positif maupun negatif dalam
berbagai bidang. Revolusi industri generasi pertama memberikan dampak yang mana
dengan munculnya mesin uap membuat pendapatan perkavita negara melesat sampai
enam kali lipat, hal tersebut menjadi modal untuk melakukan kembali
revolusi-revolusi selanjutnya.
Hadirnya inovasi seperti ojek online atau taxi online ini memberikan maafaat cukup banyak bagi kehidupan manusia, selain karena praktis juga harga yang ditawarkan cukup terjangkau sekaligus dapat mengurangi pengangguran, serta dapat meningkatkan pengasilan dan kesejahteraan bagi pengemudi ojek online. Revolusi industri 4.0 memang menghadirkan lini usaha baru yang dapat dirasakan keuntungannya namun dilain hal terdapat lini usaha yang mengancam sumber daya manusia, seperti banyaknya pabrik yang sekarang lebih memilih menggunakan tenaga mesin dan robot menjadi angka penggangguran pun kian banyak
Tantangan
tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap
peningkatan pengangguran. Pemerintah berupaya merespon tantangan industri 4.0,
ancaman pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui pendidikan kejuruan di tahun 2018. Revitalisasi
sistem pembelajaran meliputi, 
1)
kurikulum dan pendidikan karakter : 
2)
bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, 
3)
kewirausahaan, 
4)
penyelarasan
5)
evaluasi. 
Pesatnya
perkembangan teknologi membawa perubahan bagi pola hidup manusia. Teknologi
yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi digital yang merambah ke segala
aspek kehidupan, aspek ekonomi juga terkena dampak dari perkembangan ini.
Indonesia menapaki era industry 4.0 ditandai dengan adanya serba digitalisasi
dan otomatisasi. Empat prinsip dari Revolusi Industri 4.0 meliputi: informasi
yang transparan, keputusan mandiri, bantuan teknis yang mempermudah pekerjaan,
dan kesesuaian dengan kebutuhan. Keempat prinsip tersebut menjadi penunjang
bagi pertumbuhan usaha/bisnis, dimana hal ini dapat menyederhanakan rantai
suplai bagi dunia usaha.
Pemerintah Indonesia memandang UMKM (Usaha Kecil, Mikro dan Menengah) dan Usaha Kreatif (usaha yang memanfaatkan kreativitas) sebagai kanal dari pertumbunhan ekonomi yang inklusif. Pertumbuhan ekonomi harus dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, hal ini bisa terwujud dengan adanya pemerataan akses dan kesempatan usaha bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan berbagai langkah kebijakan dan program pemerintah mendorong pengembangan UMKM dan Usaha Kreatif di Indonesia.
Dalam
Era Industri 4.0 peluang bagi UMKM dan Usaha Kreatif sangat terbuka luas, dan
bahkan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Dukungan kepada UMKM dan
Usaha Kreatif berupa: pendanaan, pelatihan dan pendampingan-pendampingan bagi
pemula, dengan tujuan agar UMKM dan Usaha Kreatif tersebut dapat tumbuh dan
berkembang sehingga secara makro akan berdampak pada semakin kokohnya
perekonomian Negara. Selain untuk pertumbuhan ekonomi bagi negara berfungsi
juga sebagai sarana pemerataan kemakmuran bagi masyarakat.
            Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak
yang besar terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang
diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat
dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem
online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah. 
Namun demikian,
digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran manusia setahap demi
setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran
semakin meningkat. 
Hal ini tentu saja akan
menambah beban masalah lokal maupun nasional. Oleh karena itu, untuk
memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para
pemangku kepentingan (stake holders) wajib memiliki kemampuan literasi data,
teknologi dan manusia
Komentar
Posting Komentar