Peluang dan Tantangan Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0

             Peluang dan Tantangan Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0

 Nama : Salafudin

NIM : 20101011181

Matkul : Digital Marketing

Dosen Pengampu : Andi Tri Haryono, S.E., M.M

Progam Studi Manajemen dan Bisnis

Universitas Wahid Hasyim Semarang



Abstrak

Digital Marketing menurut (Chaffey & Mayer, 2009) adalah pemasaran yang memiliki lingkup lebih luas karena mengacu pada media digital seperti web, e-mail dan media nirkabel, tetapi juga meliputi pengelolaan data pelanggan digital, dan juga bagaimana Internet dapat digunakan bersama dengan media tradisional untuk memperoleh dan memberikan layanan kepada pelanggan).

Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia kemanusia atau manusia ke komputer. IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromrchanical system (MEMS), dan internet.

Revolusi industri 4.0 sangat berdampak  bagi Digital Marketing terhadap Peluang dan Tantangan untuk mencakup ruang lingup yang lebih luas.


Kunci : Digital Marketing Revolusi 4.0 peluang, dan tantangan


Abstract

Digital Marketing according to (Chaffey & Mayer, 2009) is marketing that has a broader scope because it refers to digital media such as the web, e-mail and wireless media, but also includes managing digital customer data, and also how the Internet can be used together with traditional media. to acquire and provide services to customers

The Internet of Thing (IoT) is a concept where an object has the ability to transfer data over a network without requiring human-to-human or human-to-computer interaction. IoT has developed from the convergence of wireless technology, micro-electromagnetic systems (MEMS), and the internet.

The industrial revolution 4.0 has a huge impact on Digital Marketing regarding Opportunities and Challenges to cover a wider scope


Key : Digital Marketing Revolution 4.0 opportunities and challenges


PEMBAHASAN  

Digital Marketing menurut (Chaffey & Mayer, 2009) adalah pemasaran yang memiliki lingkup lebih luas karena mengacu pada media digital seperti web, e-mail dan media nirkabel, tetapi juga meliputi pengelolaan data pelanggan digital, dan juga bagaimana Internet dapat digunakan bersama dengan media tradisional untuk memperoleh dan memberikan layanan kepada pelanggan. Saat ini semuanya menjadi elektronik. marketer menggunakan teknologi untuk melakukan kegiatan usaha. E-marketing menciptakan, berkomunikasi, dan memberikan proses nilai kepada pelanggan yang menggunakan sistem teknologi informasi, dan untuk mengelola dan memelihara hubungan dengan pelanggan untuk mendapatkan manfaat bagi organisasi atau perusahaan dengan para stakeholder (J.a.F.R.Strauss, 2009). E-marketing menggunakan metode teknologi informasi ke dalam prinsip-prinsip pemasaran tradisional. Dalam jurnal (Hidayat & Tobing, 2012) di katakan bahwa pemasaran dengan digital marketing mempunyai kaitan yang sangat kuat. jika seseorang mulai mengeksplorasi bisnis pemasaran melalui internet ia akan segera menemukannya bahwa daripada mencari beberapa pelanggan, dia sekarang akan memiliki kemampuan untuk mencapai jutaan pelanggan dari pendekatan global dan kelompok yang lebih spesifik dan juga dari pelanggan yang lebih dekat dengannya juga, daya tarik juga lebih luas daripada bisnisnya yang di miliki sebelumnya. Dia bisa menggunakan media sosial sebagai pasar, dan juga memiliki pasar yang ditargetkan.  

Digital marketing mempunyai 2 jenis yaitu 1. Push digital marketing : Jenis digital marketing yang satu ini mengacu pada berbagai upaya mempromosikan produk atau jasa tanpa persetujuan awal dari calon konsumen. Beberapa strategi marketing yang masuk dalam kategori ini adalah pembuatan blog, website, beriklan di berbagai website, pengiriman email promosi ke email konsumen dan juga pengiriman SMS berisi promosi produk ke nomor ponsel orang-orang. Kelebihan dari digital marketing ini adalah menyediakan data yang lebih lengkap, mampu mentarget calon konsumen yang sesuai, bisa berlangsung secara konsisten dan juga bisa mengirim konten promosi tepat waktu. Kekurangannya sendiri meliputi biaya yang cukup tinggi, target calon konsumen yang tidak terlalu besar serta ada kemungkinan untuk sulit ditemukan. 2. Pull Digital Marketing : Tidak seperti jenis push digital marketing dimana calon konsumen berada pada sisi pasif atau hanya sebagai penerima, jenis pull digital marketing mengacu pada keaktifan calon konsumen dalam mencari informasi mengenai produk atau jasa yang mereka butuhkan. Para konsumen mencari informasi ini melalui website atau blog yang menyediakan informasi yang mereka cari. Aktivitas SEO atau Search Engine Optimization yang bertujuan untuk memaksimalisas penggunaan mesin pencari merupakan hal yang erat kaitannya dengan jenis marketing yang satu ini. SEO memungkinkan website atau blog dari sebuah produk berada pada halaman pertama hasil pencarian mesin pencari, yang akan memperbesar kemungkinan untuk dikunjungi. Dengan menggunakan tekhnik SEO, para marketer akan bisa menjawab kebutuhan para konsumen dalam mencari apa yang mereka butuhkan di internet, dan secara tidak langsung menyukseskan strategi pull digital marketing. Kelebihan dari jenis digital marketing ini adalah ukuran konten yang tidak terbatas serta fleksibilitas dalam menyimpan dan menampilkan konten. Kekurangannya sendiri meliputi tingkat kesulitan yang cukup besar agar para konsumen bisa menemukan konten yang sudah dibuat serta adanya kemungkinan blocking bila konten yang ada tercampur baur. 

Revolusi industri 4.0 sering juga disebut dengan cyber physical system. Revolusi ini menitikberatkan pada otomatisasi dan mengkolaborasikannya dengan teknologi cyber. Ciri utama dari revolusi industri ini adalah penggabungan informasi dan teknologi komunikasi dalam bidang industri. Munculnya revolusi industri menyebabkan adanya perubahan dalam berbagai sektor. Jika semula membutuhkan pekerja yang cukup banyak, namun kini segala sesuatu bisa digantikan dengan penggunaan mesin teknologi. Definisi dan penjabaran makna mengenai industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Pengertian revolusi industri 4.0 adalah bentuk industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Thing (IoT), Komputasi awan, dan komputasi kognitif. Konselir Jerman, Angela Merker (2014) berpendapat bahwa industri 4.0 adalah transformasi komprenhensip dari keseluruh aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Menurut Herman dkk (2015) mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 adalah sebuah era industri digital dimana seluruh bagian yang ada didalamnya saling berkolaborasi dan berkomunikasi secara real time dimana saja dan kapan saja dengan pemanfaatan IT (teknologi informasi) berupa internet dan CPS, IoT, dan IoS guna menghasilkan inovasi baru atau optimasi lainnya yang lebih efektif dan efisien. Diberbagai negara lain juga turut serta dalam mewujudkan konsep industri 4.0. keseluruhannya memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan daya saing tiap negara dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis. Kondisi ini dikaitkan dengan maraknya laju perkembangan teknologi digiltal di berbagai bidang. Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan Internet. Menurut Casagras (Coordinator and support action for global RFID - related activities and standadisation) mendefinisikan IoT sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Menurut Wikipedia mengatakan OS adalah sistem operasi perangkat yang dikembangkan dan didistribusikan oleh apple Inc.sistem operasi ini pertama diluncurka tahun 2007. untuk iPhone Touch dan telah dikembangkan untuk mendukung perangkat Apple lainnya seperti iPaf dan Apple TV. Aspek pertama adalah integrasi horisontal yang berarti mengintegrasikan teknologi CPS ke dalam strategi bisnis dan jaringan kerjasama perusahaan meliputi rekanan, penyedia, pelanggan, dan pihak lainnya. Sedangkan integrasi vertikal menyangkut bagaimana menerapkan teknologi CPS ke dalam sistem manufaktur/ produksi yang ada di perusahaan sehingga dapat bersifat fleksibel dan modular. Aspek yang ketiga meliputi penerapan teknologi CPS ke dalam rantai rekayasa nilai secara end to end.

Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia kemanusia atau manusia ke komputer. IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromrchanical system (MEMS), dan internet. Menurut Casagras (Coordinator and support action for global RFID – related activities and standadisation) mendefinisikan IoT sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur terdiri atas jaringan yang telah ada dan internet. Semua ini akan menawarkan identifikasi objek, sensor kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi k0-operatif yang independen. Pada level mikro, kemajuan yang dialami oleh dunia teknologi memainkan peran yang sangat berarti dalam perubahan struktur industri dan persaingan global. Menurut Sharif (1994), untuk dapat memenangkan persaingan di pasar global, setiap bisnis dituntut untuk mengelola teknologi dalam menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantages).

Saat ini, penerapan revolusi industri 4.0 , yang oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia sering menyingkatnya dengan istilah 4IR (Fourth Industrial Revolution), bisa kita temui di berbagai industri, seperti tekstil, otomotif, elektronik, kimia, hingga makanan dan minuman. Melansir laman Kominfo, revolusi 4IR di Indonesia berfokus pada 5 teknologi sebagai pilar utama dalam pengembangan industri siap digital. Masing-masing adalah  Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence (AI), Cloud Computing dan Additive Manufacturing.

PELUANG DAN ANCAMAN DIGITAL MARKETING DI ERA REVOLUSI  INDUSTRI 4.0

PELUANG 

Peluang industrial tersebut sekaligus memunculkan beberapa profesi prospektif. Beberapa di antaranya adalah Data Scientist, Koordinator robot, Arsitek jasa IoT / IT,  Programmer / insinyur komputer, UI/UX designer yang bertugas  membuat tampilan atau antarmuka (interface) untuk produk digital seperti website, ahli keamanan siber (cyber security), ahli pemasaran digital (digital marketing) dan berbagai profesi yang mungkin saat ini belum bisa kita duga. 

  1. Fintech (Finance Technolog) luang bisnis di era revolusi industri 4.0 yang pertama adalah Fintech. Saat ini, istilah fintech pasti sudah sering terdengar di telinga masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Khususnya di kalangan menengah ke atas yang melihat berbagai peluang bisnis dari urusan finansial. Para generasi milenial menjadi salah satu target utama dari perusahaan fintech. Hal tersebut dikarenakan ada banyak perusahaan fintech yang memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan, salah satu hal yang sebenarnya sulit untuk dilakukan oleh generasi milenial. Tidak hanya itu, fintech juga memberikan kemudahan dalam urusan pembayaran di dalam transaksi jual-beli. Hal inilah yang membuat fintech menjadi salah satu bisnis yang sangat sukses di era revolusi industri 4.0
  2. Cloud hosting adalah salah satu teknik penyimpanan database yang ringan dan sangat mudah diakses. Pada dasarnya, masyarakat pasti sudah pernah menggunakan cloud tetapi tidak tahu kalau itu adalah cloud. Sebut saja Google Drive dan Dropbox, kedua cloud yang paling sering digunakan di dalam industri saat ini. Itulah yang membuat cloud hosting sangat laku di era industri 4.0 saat ini karena sangat berdekatan dengan dunia industri dan proses bisnis.
  3. Bisnis Jual Beli Online Bisnis jual-beli secara online semakin menjanjikan di era revolusi industri 4.0. Promosi yang tidak harus digembar-gemborkan serta tidak perlu menyediakan biaya operasional yang tinggi membuat bisnis jual-beli secara online semakin besar di industri 4.0. Cara pembayaran yang lebih mudah pun banyak ditawarkan pada saat ini. Tidak harus selalu pergi ke ATM untuk melakukan transfer uang. Namun sistem pembayaran Cash on Delivery, virtual account hingga berbagai pembayaran lewat perusahaan fintech telah membuat bisnis jual-beli online terus berkembang.
  4. On-Demand Service Peluang bisnis di era revolusi industri 4.0 yang selanjutnya adalah on-demand service. Sebenarnya, on-demand service sering digunakan oleh masyarakat, seperti aplikasi transportasi online. Pada dasarnya on-demand service merupakan sebuah layanan jasa yang hanya muncul di sekitar kita jika kita menginginkannya. Bisnis yang fleksibel inilah yang membuat on-demand service semakin digemari di era industri 4.0.
TANTANGAN 

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan semua pihak, agar kita dapat mengantisipasi tantangan yang akan timbul. Pertama adalah kualitas, yakni upaya menghasilkan tenaga pemasaran yang berkualitas agar sesuai dengan kebutuhan pasar yang berbasis teknologi digital. Kedua adalah masalah kuantitas, yaitu menghasilkan jumlah tenaga pemasaran yang berkualitas, kompeten dan sesuai dengan kebutuhan pasar/industri.

  1. Daya saing dan keunggulan bersaing dengan sejumlah negara. Persaingan dengan negara lain tidak bisa dihindari karena sekat bangsa dan negara akan pudar seiiring kamajuan teknologi digital. Daya saing dan keunggulan bersaing harus dipandang secara utuh, baik dari sisi kemampuan ekspor produk dan jasa maupun dari sisi kemampuan memenuhi permintaan dalam negeri.
  2. Struktur dasar yang kokoh dan seimbang, pilar kuat dan berdaya saing. Dibutuhkan lingkungan bisnis yang kondusif dan memberdayakan (empowering). Struktur dasar yang kokoh dan seimbang dimaksudkan sebagai berkembangnya industri – industri unggulan yang memperoduksi dan mengembangkan barang dan jasa. 
  3. Produk olahan lanjutan dengan pendekatan teknologi digital. Kita harus mengurangi penjualan produk mentah karena akan menghambat kebangkitan industri nasional. (Budiharjo, m.kumparan.com, 26/4/2018, Tantangan Revolusi Industri 4.0
KESIMPULAN 

Revolusi industri 4.0 adalah bentuk industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Thing (IoT), Komputasi awan, dan komputasi kognitif. 

Digital Marketing adalah pemasaran yang memiliki lingkup lebih luas karena mengacu pada media digital seperti web, e-mail dan media nirkabel, tetapi juga meliputi pengelolaan data pelanggan digital, dan juga bagaimana Internet dapat digunakan bersama dengan media tradisional untuk memperoleh dan memberikan layanan kepada pelanggan.

Peluang industrial tersebut sekaligus memunculkan beberapa profesi prospektif. Beberapa di antaranya adalah Data Scientist, Koordinator robot, Arsitek jasa IoT / IT,  Programmer / insinyur komputer, UI/UX designer yang bertugas  membuat tampilan atau antarmuka (interface) untuk produk digital seperti website, ahli keamanan siber (cyber security), ahli pemasaran digital (digital marketing) dan berbagai profesi yang mungkin saat ini belum bisa kita duga.

Tantangan Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan semua pihak, agar kita dapat mengantisipasi tantangan yang akan timbul. Pertama adalah kualitas, yakni upaya menghasilkan tenaga pemasaran yang berkualitas agar sesuai dengan kebutuhan pasar yang berbasis teknologi digital. Kedua adalah masalah kuantitas, yaitu menghasilkan jumlah tenaga pemasaran yang berkualitas, kompeten dan sesuai dengan kebutuhan pasar/industri. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELUANG DAN TANTANGAN DIGITAL MARKETING ERA REVOLUSI 4.0

Peluang dan Tantangan Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0

Nofiana Nur Afida "Peluang Dan Tantangan Sistem Informasi Manajemen Di Era Revolusi Industri 4.0”