PELUANG DAN TANTANGAN DIGITAL MARKETING DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Suwarni

 

PELUANG DAN TANTANGAN DIGITAL MARKETING DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Nama                       : Suwarni

NIM                         : 20101011073

Prodi / Kelas            : Manajemen A3

Mata Kuliah             : Digital Marketing

Dosen Pengampu     : Andi Tri Haryono, SE.,MM 


PELUANG DAN TANTANGAN DIGITAL MARKETING DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Suwarni

Program Studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Wahid Hasyim Semarang

suwarnia531@gmail.com  

 

Abstract

The emergence of the era of the industrial revolution 4.0 around the 21st century has brought new changes to the world.  Industry 4.0 appears marked by the existence of the Internet of Things (IOT), which means that the use of the internet has an effect on businesses in the industrial sector.  In this digital industry era, the entire production process is supported by the existence of the internet.  The application of the industry 4.0 concept has an impact on all existing sectors, including the business sector.  In the current era, business people are required to use digital marketing or digital marketing so that they are more innovative and creative so that they are ready to face tough competition armed with having the ability to master communication technology so they can develop and implement the right strategy in building a business.  The industrial revolution 4.0 creates opportunities and challenges in building and running new businesses.

Keywords: Digital, Industry 4.0, Business, Opportunities, Challenges

 

Abstrak

Munculnya era revolusi industri 4.0 di sekitar abad ke-21 telah membawa perubahan baru bagi dunia. Industri 4.0 muncul ditandai dengan adanya Internet Of Things (IOT) dimana artinya penggunaan internet berpengaruh dalam usaha di bidang industri. Di era industri digital ini, seluruh proses produksi disokong dengan keberadaan internet. Penerapan konsep industri 4.0 memberikan dampak bagi seluruh sektor yang ada, tak terkecuali sektor bisnis. Di era saat ini, para pebisnis dituntut untuk  menggunakan digital marketing atau pemasaran digital supaya  lebih berinovasi dan kreatif agar siap menghadapi persaingan yang ketat dengan berbekal memiliki kemampuan dalam menguasai teknologi komunikasi agar bisa menyusun dan menerapkan strategi yang tepat dalam membangun sebuah usaha. Revolusi industri 4.0 menciptakan peluang dan tantangan dalam membangun dan menjalankan bisnis baru.

Kata Kunci: Digital , Industri 4.0, Bisnis ,Peluang , Tantangan

 

PENDAHULUAN

         Pesatnya perkembangan teknologi yang saat ini sudah memasuki era digital telah membawa perubahan yang cukup besar. Penggunaan internet yang saat ini digunakan dalam berbagai bidang menandai masuknya di era revolusi industri 4.0. Perjalanan revolusi industri keempat ini merupakan kelanjutan dari perkembangan revolusi industri yang sebelumnya, yakni revolusi industri 1.0, 2.0, dan 3.0. Era revolusi industri 4.0 ini identik dengan penggunaan internet di berbagai bidang atau biasa disebut dengan Internet Of Things (IOT) dimana artinya sebagian besar aktivitas yang ada di dunia semua menggunakan internet.

          Perubahan yang terjadi ini, mengubah proses pada pola berpikir manusia. Semuanya berubah menjadi lebih modern, dengan ditandai dengan penggunaan internet di berbagai bidang pekerjaan dan aktivitas keseharian manusia. Karena adanya perkembangan teknologi ini, manusia harus bisa menyesuaikan diri agar dapat menghadapi berbagai hal yang baru sehingga tidak tertinggal dengan perkembangan zaman. Begitu pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi rupanya membawa dampak di sejumlah bidang, salah satunya pada bidang pekerjaan atau bisnis.

 

PEMBAHASAN

A.    Apa itu revolusi industri 4.0?

Adalah Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.  Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya (1) robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic), (2) teknologi nano, (3) bioteknologi, dan (4) teknologi komputer kuantum, (5) blockchain (seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7) printer 3D.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap. Dampaknya, produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal.

Ditemukannya energi listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Energi listrik mendorong para ilmuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi produksi hingga 300 persen.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik digital.

Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.

 

B.     Apa itu Digital Marketing

         Sering kita mendengar istilah Pemasaran Digital atau Digital Marketing, baik melalui percakapan sehari - hari di Masyarakat atau melalui media massa. Pemasaran digital Adalah suatu usaha untuk mempromosikan sebuah merek. Dengan menggunakan media digital yang dapat menjangkau Konsumen secara tepat waktu, pribadi, dan relevan. Tipe Pemasaran digital mencakup banyak teknik dan praktik yang Terkandung dalam kategori pemasaran internet.

        Digital Marketing menurut Heidrick & Struggless (2009:1) adalah perkembangan dari digital marketing melalui Web, telepon genggam dan perangkat games, menawarkan Akses baru periklanan yang tidak digembor-gemborkan dan Sangat berpengaruh. Jadi mengapa para marketer di seluruh Asia tidak mengalihkan penggunaan budget dari marketing Tradisional seperti TV, radio dan media cetak ke arah media Teknologi baru dan media yang lebih interaktif. Ada 4 (empat) kegiatan utama digital Marketing

  • 1.      Menciptakan
  • 2.      Mengkomunikasikan
  • 3.      Menyampaikan
  • 4.      Bertukan penawaran

       Sekarang ini kita hidup pada era digital. Dimana jika bisa, semua kegiatan yang dilakukan manusia akan digantungkan pada teknologi yang sudah ada. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia harus pintar- pintar dalam memilih kebutuhan yang sekiranya bermanfaat, tidak merugikan, dan benar- benar sesuai dengan ekspektasi mereka. Misalnya pada saat belanja online. Pada forum belanja online telah disediakan forum penilaian produk yang bisa diisi oleh pembeli produk. Review tersebut kemudian dijadikan oleh calon pembeli lain untuk melihat bagaimana kelayakan produk tersebut untuk dibeli.

 

C.     Peluang

Revolusi industri 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju. Teknologi informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok menyebabkan semua orang dapat terhubung didalam sebuah jejaring sosial. Banjir informasi seperti yang diprediksikan Futurolog Alvin Tofler (1970) menjadi realitas yang ditemukan di era revolusi industri saat ini. Informasi yang sangat melimpah ini menyediakan manfaat yang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun perekonomian.

Jalaluddin Rakhmat (1997:6) membagi era informasi kedalam lima karakteristik, yaitu Kekayaan, Teknosfer, Infosfer, Sosiosfer, dan Psikosfer. Karakteristik informasi sebagai kekayaan menunjukkan bahwa informasi yang diterima dan dikuasai seseorang dapat dimanfaatkan untuk sarana akumulasi kekayaan atau sumber komersialisasi. Dalam konteks ini, alumni atau mahasiswa dapat mempromosikan hasil kreasinya kepada publik melalui jejaring media sosial untuk mendapatkan tanggapan atau respon sehingga dapat dijadikan ukuran untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya. Telah banyak kisah sukses pengusaha-pengusaha muda atau bahkan ibu rumah tangga dalam menjalan bisnis mereka dengan memanfaatan teknologi informasi khususnya media sosial. Kunci kesuksesan mereka adalah menjual produk inovatif, menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen, dan tentu saja kreatif.


Karakteristik informasi yang kedua adalah teknosfer atau pola lingkungan teknologi. Masyarakat di era revolusi industri 4.0 memiliki ketergantungan yang sangat besar dalam menggunakan teknologi informasi. Sebuah survey pada tahun 2014 dilakukan oleh Nokia menemukan temuan-temuan yang mengejutkan mengenai tingkat ketergantungan manusia terhadap teknologi. Pertama, rata-rata hampir setiap enam setengah menit seseorang mengecek ponselnya. Bahkan dalam waktu 16 jam saat orang beraktivitas, mereka melakukan 150 kali per hari untuk memerika ponsel mereka. Kedua, satu dari empat orang mengakui durasi onlinenya lebih banyak daripada durasi tidurnya dalam setiap harinya. Ketiga, 1.500 responden di Inggris menghabiskan waktunya dengan bermedia sosial selama 62 juta jam per hari. Keempat, perempuan lebih sering berselancar di facebook daripada laki-laki. Kelima, tingkat kecanduan terhadap media sosial seperti twitter dan facebook lebih tinggi daripada merokok (sumber: http://www.beritasatu.com/gaya-hidup/ 232713-8-fakta-ketergantungan-pada-teknologi.html). Fakta ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa ataupun alumni UT untuk memasarkan produknya dengan menggunakan pasar virtual di media sosial.  Saat ini pasar atau toko secara fisik tidak lagi populer. Disamping ongkos pembangunan atau sewanya mahal, pasar konvensional makin sulit dijangkau karena kepadatan lalu lintas dan mahalnya biaya transportasi. 


Infosfer atau bentuk lingkungan informasi merupakan karaker ketiga dari era informasi. Daya jangkau teknologi informasi tidak hanya berskala lokal tetapi hingga skala global. Melalui internet, akses informasi dapat dijangkau hingga ke berbagai penjuru dunia. Fakta ini menjadi peluang bagi para wirausahawan muda untuk mempromosikan produk-produk kreatifnya hingga ke berbagai belahan dunia.  Riset yang saya lakukan juga menguatkan hal tersebut. Meskipun skala bisnis UMKM terbilang kecil, tetapi produk-produknya dapat dinikmati oleh pasar regional berkat dukungan teknologi internet. 


Karakteristik era informasi lainnya adalah sosiosfer atau pergeseran lingkungan komunikasi sosial. Dulu para guru, kyai, ulama, pendeta, birokrat dan politisi memiliki pengaruh yang besar sebagai agen sosialisasi. Namun saat ini, peran sosialisasi tradisional mereka telah diambil alih oleh media komputer dan smarthphone. Efek ketergantungan yang tinggi dalam penggunaan media informasi digital telah membentuk opini setiap individu. Saat ini setiap orang memiliki akses yang tinggi untuk terlibat aktif untuk memberikan dan membagikan opini kepada pihak lain melalui media sosial online. Situasi ini membuka peluang bagi para mahasiswa dan alumni untuk membentuk opini positif tentang berbagai hal kepada pihak lain. Bahkan teknologi media sosial dapat dimanfaatkan untuk membentuk “keluarga besar alumni UT” di dunia virtual, walaupun secara geografis berjauhan tetapi didekatkan dengan media sosial. Hal ini menjadi peluang untuk saling bekerja sama diantara para alumni untuk berbagi informasi maupun transaksi bisnis online.


Karakteristik era informasi yang terakhir adalah psikosfer. Karakter psikosfer merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam era “banjir” informasi. Melimpahnya informasi tentunya tidak hanya membawa pengetahuan positif tetapi juga negatif. Kemampuan seseorang untuk mengolah pengetahuan (knowledge) menjadi kearifan (wisdom) dalam lingkungan sosialnya akan menentukan tingkat ketahanannya di era informasi. Dengan demikian, tindakan share and resharing informasi telah didasari oleh nilai-nilai etis sehingga tidak akan menciptakan eskalasi kegaduhan publik.

 

D.    Tantangan

Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga tantangan bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu revolusi indutri juga diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran, kompetisi manusia vs mesin, dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi.

Menurut Prof Dwikorita Karnawati (2017), revolusi industri 4.0 dalam lima tahun mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10 tahun yang akan datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap digantikan dengan teknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan secara masif dengan  keterlibatan manusia yang minim. Di Amerika Serikat, misalnya, dengan berkembangnya sistem online perbankan telah memudahkan proses transaksi layanan perbankan. Akibatnya, 48.000 teller bank harus menghadapi pemutusan hubungan kerja karena alasan efisiensi


KESIMPULAN

Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah.

         Sering kita mendengar istilah Pemasaran Digital atau Digital Marketing, baik melalui percakapan sehari - hari di Masyarakat atau melalui media massa. Pemasaran digital Adalah suatu usaha untuk mempromosikan sebuah merek. Dengan menggunakan media digital yang dapat menjangkau Konsumen secara tepat waktu, pribadi, dan relevan. Tipe Pemasaran digital mencakup banyak teknik dan praktik yang Terkandung dalam kategori pemasaran internet.

        Digital Marketing menurut Heidrick & Struggless (2009:1) adalah perkembangan dari digital marketing melalui Web, telepon genggam dan perangkat games, menawarkan Akses baru periklanan yang tidak digembor-gemborkan dan Sangat berpengaruh.

Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah lokal maupun nasional. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para mahasiswa dan alumni Universitas Terbuka wajib memiliki kemampuan literasi data, teknologi dan manusia. Literasi data dibutuhkan oleh alumni UT untuk meningkatkan skill dalam mengolah dan menganalisis big data untuk kepentingan peningkatan layanan publik dan bisnis. Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital guna mengolah data dan informasi. Sedangkan literasi manusia wajib dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif di era “banjir” informasi.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELUANG DAN TANTANGAN DIGITAL MARKETING ERA REVOLUSI 4.0

Peluang dan Tantangan Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0

Nofiana Nur Afida "Peluang Dan Tantangan Sistem Informasi Manajemen Di Era Revolusi Industri 4.0”